DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar
Isi................................................................................................................iii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar belakang.............................................................................................1
B.
Rumusan
masalah........................................................................................2
C.
Tujuan..........................................................................................................2
Bab II : Pembahasan
A.
Cara Perhitungan Pendapatan Nasional……………………………..……3
1.
Perhitungan I : Cara Pengeluaran……………………………………..4
2.
Perhitungan II: Cara Produk Neto…………………………………....6
3.
Perhitungan III: Cara Pendapatan……………………………………7
B. Pendapatan
Pribadi dan Pendapatan Disposebel…………………………8
C. Menentukan
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi………………………...….10
Bab III : Penutup
Kesimpulan.....................................................................................................13
Daftar pustaka.......................................................................................................14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendapatan
menjadi aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha. Di Negara kita ini,
berbagai sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata,
perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan
pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa
bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai
sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Pendapatan
nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan
nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan
nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhas ilan perekonomian suatu
Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu
Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan
semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Namun, sesungguhnya
pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai
indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara. Sebagai contoh,
meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun
sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang
sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Tentu kita harus mencermati bahwa pendapatan nasional merupakan kumpulan
pendapatan dari setiap kegiatan perekonomian berbagai sektor yang terdapat pada
suatu negara dalam periode satu tahun, jadi ada kemungkinan terjadinya
kesenjangan pendapatan antar daerah di Negara ini. Kesenjangan pendapatan antar
daerah terjadi dapat disebabkan oleh letak geografis suatu daerah, tingkat
kecerdasan rakyat pada suatu daerah, dan jumlah lapangan kerja di suatu daerah.
Nah, kesenjangan pendapatan antar daerah inilah yang menyebabkan tingkat
kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pengeluaran?
2. Bagaimana
penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara produk neto?
3. Bagaimana
penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pendapatan?
4. Apa
yang dimaksud dengan pendapatan pribadi dan pendapatan disposebel?
5. Bagaimana
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi?
C. Tujuan
1. Mengetahui
penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pengeluaran
2. Mengetahui
penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara produk neto
3. Mengetahui
penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pendapatan
4. Mengetahui
pendapatan pribadi dan pendapatan disposebel
5. Mengetahui
cara menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Cara
Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan jumlah rata-rata
pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) pada suatu
negara dari penyerahan berbagai faktor produksi dalam satu periode atau selama
satu tahun.
Pendapatan nasional adalah salah satu indikator untuk dapat mengukur lajunya tingkat
pembangunan dan perkembangan kesejahteraan pada suatu Negara dari waktu ke
waktu. Dengan pendapatan nasional juga dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur
perekonomian suatu Negara.
Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan
salah satu cara untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan
nasional tersebut. Selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu
negara, metode perhitungan pendapatan nasional juga bisa dijadikan alat
evaluasi. Di mana, Negara bisa menilai dan mengevaluasi kinerja para sumber
daya manusianya dan mengukur produktivitas negaranya.
Terdapat 3 (tiga) metode perhitungan yang bisa
digunakan untuk mengetahui jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, yaitu
metode perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran, cara produk
neto, dan cara pendapatan.[1]
Ada beberapa istilah dalam pendapatan nasional
yaitu:
a. Produk
domestik bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam satu tahun tertentu.
b. Produk
nasional bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihitung dalam
pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh
factor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara dari Negara yang
pendapatan nasionalnya dihitung.[2]
1.
Perhitungan I : Cara Pengeluaran
Berdasarkan pendekatan pengeluaran,
pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli
barang serta jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun.
Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional merupakan penjumlahan
seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku ekonomi
(Konsumen, Produsen, Pemerintah dan Masyarakat Luar Negeri) dalam suatu
negara selama satu periode tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya
disebut Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Metode
penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dihitung melalui
rumus sebagai berikut:
NI = C+I+G+(X-M)
Keterangan:
NI = National Income (pendapatan
nasional)
C = Consumption (konsumsi)
I = Investment (investasi)
G = Government Expenditure
(pengeluaran pemerintah)
X-M = Export-Import (Ekspor - Impor)
Contoh: Diketahui data dari
pemerintah pada tahun 2015 sebagai berikut.
Hitunglah pendapatan nasional berdasarkan pendekatan
pengeluaran.
Jawab:
NI = C + I + G + (X – M)
NI = 10.000.000.000 + 12.000.000.000
+ 4.000.000.000 + (14.000.000.000 – 5.000.000.000)
NI = 26.000.000.000 + 9.000.000.000
NI = Rp. 17.000.000.000,00[3]
Komponen pengeluaran agregat dalam
perekonomian:
a. Konsumsi rumah tangga
Nilai
perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah
tangga atau disebut sebagai konsumsi rumah tangga.
b. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran
untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk
menyediakan polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan
pembelanjaan untuk mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan
masyarakat. Pembelian pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan kepada
dua golongan yang utama: konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah.
c. Pembentukan modal tetap sektor
swasta
Pembentukan
modal tetap sektor swasta atau investasi adalah pengeluaran untuk membeli
barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang.
d. Ekspor neto
Nilai
ekspor yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan
nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto.[4]
2.
Perhitungan II: Cara Produk Neto
Dalam
metode ini dijelaskan bahwa perhitungan pendapatan nasional dihitung dari
penjumlahan seluruh hasil produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang
dihasilkan atau diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada dalam
satu negara serta dalam satu periode ekenomi tertentu kurang lebih tiap tahun
sekali. Cara menghitung pendapatan nasionalnya yaitu dengan mengalikan jumlah
seluruh produk baik barang ataupun jasa yang telah dihasilkan atau diproduksi
dalam kururn waktu satu tahun dengan harga satuan tiap produknya bisa berbentuk
barang maupun jasa. Misalkan dalam setahun itu produk baik barang maupun jasa
yang bisa diproduksi berjumlah seribu produk, maka hal tersebut harus dikalikan
dengan harga satuan yang mereka miliki untuk mendapatkan jumlah atau besarnya
pendapatan nasional negara tersebut dalam satu tahunnya.
Hal ini dirumuskan dengan : {(P1 x
Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ….. + (Pn x Qn)}
Keterangan :
Y
: Pendapatan nasional
P
: Jumlah produk yang diproduksi
Q
: Harga satuan suatu produk
Dalam
perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ini ada satu hal
penting yang harus diingat yaitu janagan sampai melakukan penjumlahan berulang
(multiple accounting) terhdapat suatu produk baik barang maupun jasa. Oleh
sebab itulah aspek yang harus dijumlahkan dalam perhitungan yakni nilia tambah
(value added) suatu produk baik brang maupun jasa, bukan dilihat dari nilai
akhirnya. Untuk lebih jelasnya kita akan memberikan beberapa contoh, antara
lain :
Harga per unit kapas Rp 10.000,
harga benang Rp 15.000/ unit, harga kain Rp 20.000/ unit, dan harga baju koko
Rp 40.000. maka besarnya nilai akhir dan nilai tambah dari benda-benda ini
yaitu : nilai akhir sebasar Rp 85.000 dan nilai tambahnya sebesar Rp 40.000.
jadi yang dimasukkan ke dalam hitungan pendapatan nasional adalah nilai tambah
yang berjumlah Rp 40.000 bukan nilai akhir yang berjumlah Rp 85.000, karena
jika nilai akhirnya yang dimasukkan ke dalam hitungan maka kita akan melakukan
kesalahan berupa pengulanagan penjumlahan. Hal ini harus dihindari karen nilai
akhir baju koko terdapat nilai akhir dari kain, dan dalam nilai akhir kain
terdapat nilai akhir benang serta dalam nilai akhir benang terdapat nilai akhir
kapas, inilah yang disebut penjumlahan berulang.[5]
3.
Perhitungan
III: Cara Pendapatan
Pendekatan Pendapatan (income a
product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan
cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi
sumbangan terhadap proses produksi.
Metode cara pendapatan adalah
pendapatan nasionl dari hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima
oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu tahun.
Pendekatan ini mengarah pada
penerimaan atas penggunaan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi
terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan.
Masing-masing factor produksi akan menghasilkan
pendapatan yang berbeda-beda,tenaga kerja akan memperoleh gaji/upah,
pemilik modal akan mendapatkan bunga, pemilik tanah akan memperoleh sewa, dan
keahlian atau skill akan memperoleh laba.
a. Kompensasi/gaji untuk pekerja
Pekerja
mendapat upah dan gaji serta penerimaan lain, seperti pemberian tunjangan
pensiun, jaminan sosial, dan pendapatan lainnya.
b. Keuntungan/laba Perusahaan
Merupakan
pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang
dimilikinya
c. Pendapatan Usaha Perorangan
Merupakan
pendapatan yang diterima dari enggunaan tenaga kerja dan hasil usaha orangan,
seperti petani
d. Pendapatan Sewa
Merupakan
balas jasa yang diberikan pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk
kegiatan ekonomi.
e. Bunga
Bunga
neto dibayar oleh perusahaan sikurangi dengan bunga uang diterima oleh
perusahaan, ditambah netto yang diterima dari luar negeri.
Pendapatan nasional berdasarkan
pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
I = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari
keuntungan perusahaan dan usaha perorangan[6]
B.
Pendapatan Pribadi dan Pendapatan
Disposebel
1.
Pendapatan pribadi
Pendapatan
pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh
penduduk sesuatu negara. Dalam pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran
pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh
pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak
perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalannya.
a. Bunga pinjaman konsumen dan
pemerintah
Pendapatan masyarakat lain yang
tidak tergolong kepada pendapatan nasional tetapi termasuk di dalam pendapatan
pribadi adalah pendapatan yang berupa bunga atas utang negara dan bunga atas
pinjaman untuk konsumsi.
b.
Yang
tidak ternasuk dalam pendapatan pribadi
i.
Keuntungan
perusahaan yang tidak dibagikan
ii.
Pajak
yang dikenakan pemerintah atas keuntungan perusahaan
iii.
Kontribusi
yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada Dana Pensiun.
Hubungan
antara pendapatan nasional dan pendapatan pribadi
Pendapatan Nasional
Dikurangi:
1)
Keuntungan
perusahaan tak dibagi
2)
Pajak
keuntungan perusahaan
3)
Kontribusi
kepada dana pensiun (kalau ada)
Ditambah:
1)
Pembayaran
pindahan
2)
Bunga
pinjaman konsumen
3)
Bunga
pinjaman pemerintah
= Pendapatan Pribadi
2.
Pendapatan
Disposebel
Apabila
pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima
pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel. Pendapatan
disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu
semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan
jasa-jasa yang mereka ingini. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan disposebel
itu digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung dan sebagian lainnya
digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman yang digunakan untuk membeli
barang-barang secara mencicil.
Untuk
memudahkan mengingat hubungan diantara (i) pendapatan disposebel (Yd)
dan pendapatan pribadi (Yp), dan (ii) pendapatan disposebel (Yd)
dengan konsumsi dan tabungan, di bawah ini dinyatakan formula (rumus) dari
hubungan tersebut:[7]
(i)
(Yd) = (Yp) – T
(ii)
(Yd) = C + S
C.
Menentukan
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Untuk menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara perlulah dihitung pendapatan
nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto riil atau Produk Domestik Bruto
riil.
Formula perhitungan:
Perhitungan pendapatan nasional ini
memungkinkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara langsung dihitung dari data
pendapatan nasional riil yang tersedia. Formula yang akan digunakan untuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:
PN-riil1
– PN-riil0
PN-riil0
Dimana g adalah tingkat pertumbuhan
ekonomi dan dinyatakan dalam persen. PN-riil1 adalah pendapatan
nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan ekonominya dihitung dan PN-riil0
adalah pendapatan nasional pada tahun sebelumnya.
Dalam
keadaan dimana suatu negara tidak melakukan perhitungan pendapatan nasional
menurut harga tetap, untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi perhitungan
pendapatan nasional menurut harga tetap : (i) menghitung pendapatan nasional
riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa kini, dan (ii)
menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi. Menghitung pendapatan nasional riil
dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini dilakukan dengan
menggunakan formula berikut:
100
HIn
Dimana PNriiln adalah
pendapatan nasional riil tahun n, HIn adalah indeks harga atau
pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini
adalah pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n.
Contoh perhitungan:
Dimisalkan kita dapat memperoleh
data Produk Domestik Bruto riil dari tahun ke tahun. Misalkan kita mendapat
data berikut. Pada tahun 2001 pendapatan Nasioal riil adalah Rp.120,2 triliun
sedangkan pada tahun 2002 nilainya telah meningkat kepada Rp.128,8 triliun.
Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai negara itu adalah :
g2002 = [(128,8 - 120,2) / 120,2] x 100% = 7,0 %
Dalam contoh diatas kita akan
menggunakan pemisalan berikut. Pada tahun 2001 Produk Domestik Bruto menurut
harga yang berlaku bernilai Rp. 198,5 triliun dan pada tahun 2002 nilainya
menjadi Rp. 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2001 adalah 152 dan dalam tahun
2002 indeks harganya adalah 160. Dengan data seperti ini terlebih dahulu harus
dihitungpendapatan nasional riil sebagai berikut.
PN-riil2002 = [152/160] x Rp 225,7 triliun = Rp 214,4 triliun
Nilai Rp/ 214,4 triliun tersebut
adalah nilai Produk Domestik Bruto tahun 2002 yang dihitung berdasarkan harga
harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan demikian sekarang kita telah dapat
menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 yaitu :
Tingkat pertumbuhan ekonomi =
[(214,4-198,5) / 198,5] x 100 = 8,0 persen
Data
mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dapat digunakan untuk
memperbandingkan:
(i)
Tingkat pertumbuhan yang dicapai suatu negara
dalam suatu periode tertentu.
(ii)
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai
berbagai negara.[8]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan:
1.
Pendapatan nasional merupakan jumlah
rata-rata pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK)
pada suatu negara dari penyerahan berbagai faktor produksi dalam satu periode
atau selama satu tahun.
2.
Berdasarkan
pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara
nasional untuk membeli barang serta jasa yang dihasilkan dalam suatu periode,
biasanya satu tahun.
3.
Berdasarkan
cara produk neto bahwa perhitungan pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan
seluruh hasil produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan
atau diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada dalam satu negara
serta dalam satu periode ekenomi tertentu kurang lebih tiap tahun sekali.
4.
Pendekatan
Pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan
nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor
produksi yang memberi sumbangan terhadap proses produksi.
5.
Pendapatan
pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh
penduduk sesuatu negara sedangkan pendapatan disposebel
adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua rumah
tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa
yang mereka ingini.
6. Untuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara perlulah
dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto riil atau Produk
Domestik Bruto riil.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/ketahui-3-cara-penghitungan-pendapatan-nasional
diakses pada 26 Februari 2018
Sukirno, Sadono.2013. Teori
Pengantar Makroekonomi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/perhitungan-pendapatan-nasional.html
diakses pada 26 Februari 2018
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/metode-perhitungan-pendapatan-nasional
diakses pada 26 Februari 2018
http://www.ekonomi-holic.com/2014/01/metode-perhitungan-pendapatan-nasional.html
diakses pada 26 Februari 2018
[1] https://www.jurnal.id/id/blog/2017/ketahui-3-cara-penghitungan-pendapatan-nasional diakses pada 26 Februari 2018
[2] Sadono Sukirno, Teori Pengantar Makroekonomi (Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada, 2013), hlm.34
[3] http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/perhitungan-pendapatan-nasional.html diakses pada 26 Februari 2018
[4] Sadono, loc.it, 37
[5] https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/metode-perhitungan-pendapatan-nasional diakses pada 26 Februari 2018
[6] http://www.ekonomi-holic.com/2014/01/metode-perhitungan-pendapatan-nasional.html diakses pada 26 Februari 2018
[7] Sadono, loc.it, 47
[8] Ibid, 50

No comments:
Post a Comment