Monday, March 26, 2018

Makalah Perhitungan Pendapatan Nasional



DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Bab I : Pendahuluan
A.    Latar belakang.............................................................................................1
B.     Rumusan masalah........................................................................................2
C.     Tujuan..........................................................................................................2
Bab II : Pembahasan                                  
A.    Cara Perhitungan Pendapatan Nasional……………………………..……3
1.      Perhitungan I : Cara Pengeluaran……………………………………..4
2.      Perhitungan II: Cara Produk Neto…………………………………....6
3.      Perhitungan III: Cara Pendapatan……………………………………7
B.     Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposebel…………………………8
C.     Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi………………………...….10
Bab III : Penutup
       Kesimpulan.....................................................................................................13
Daftar pustaka.......................................................................................................14













BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendapatan menjadi aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha. Di Negara kita ini, berbagai sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhas ilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Tentu kita harus mencermati bahwa pendapatan nasional merupakan kumpulan pendapatan dari setiap kegiatan perekonomian berbagai sektor yang terdapat pada suatu negara dalam periode satu tahun, jadi ada kemungkinan terjadinya kesenjangan pendapatan antar daerah di Negara ini. Kesenjangan pendapatan antar daerah terjadi dapat disebabkan oleh letak geografis suatu daerah, tingkat kecerdasan rakyat pada suatu daerah, dan jumlah lapangan kerja di suatu daerah. Nah, kesenjangan pendapatan antar daerah inilah yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pengeluaran?
2.      Bagaimana penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara produk neto?
3.      Bagaimana penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pendapatan?
4.      Apa yang dimaksud dengan pendapatan pribadi dan pendapatan disposebel?
5.      Bagaimana menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi?

C.       Tujuan
1.      Mengetahui penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pengeluaran
2.      Mengetahui penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara produk neto
3.      Mengetahui penghitungan pendapatan nasional dengan metode cara pendapatan
4.      Mengetahui pendapatan pribadi dan pendapatan disposebel
5.      Mengetahui cara menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Cara Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) pada suatu negara dari penyerahan berbagai faktor produksi dalam satu periode atau selama satu tahun.
Pendapatan nasional adalah salah satu indikator  untuk dapat mengukur lajunya tingkat pembangunan dan perkembangan kesejahteraan pada suatu Negara dari waktu ke waktu. Dengan pendapatan nasional juga dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian suatu Negara.
Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan salah satu cara untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional tersebut. Selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode perhitungan pendapatan nasional juga bisa dijadikan alat evaluasi. Di mana, Negara bisa menilai dan mengevaluasi kinerja para sumber daya manusianya dan mengukur produktivitas negaranya.
Terdapat 3 (tiga) metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mengetahui jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, yaitu metode perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran, cara produk neto, dan cara pendapatan.[1]
Ada beberapa istilah dalam pendapatan nasional yaitu:
a.       Produk domestik bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam satu tahun tertentu.
b.      Produk nasional bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh factor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara dari Negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.[2]

1.      Perhitungan I : Cara Pengeluaran
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang serta jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun. Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional merupakan penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku ekonomi (Konsumen, Produsen,  Pemerintah dan Masyarakat Luar Negeri) dalam suatu negara selama satu periode tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya disebut Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dihitung melalui rumus sebagai berikut:

NI = C+I+G+(X-M)
Keterangan:
NI = National Income (pendapatan nasional)
C = Consumption (konsumsi)
I = Investment (investasi)
G = Government Expenditure (pengeluaran pemerintah)
X-M = Export-Import (Ekspor - Impor)

Contoh: Diketahui data dari pemerintah pada tahun 2015 sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElw58VYUhfNMc3gcXrWy4CPlglE_B44MqunHRUMcQDut5U3SiBxtwOoHOUjNMFni-LfMbtrI_7gw3Gs_qhqVXLxi4b59AOTR6gMJoKrlieLQ6e340n1S6DW2FnG9QFtdksnYCNhxQw9eb/s640/Contoh+pendekatan+pengeluaran.jpg
Hitunglah pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran.
Jawab:
NI = C + I + G + (X – M)
NI = 10.000.000.000 + 12.000.000.000 + 4.000.000.000 + (14.000.000.000 – 5.000.000.000)
NI = 26.000.000.000 + 9.000.000.000
NI = Rp. 17.000.000.000,00[3]

Komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian:
a.       Konsumsi rumah tangga
Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga atau disebut sebagai konsumsi rumah tangga.
b.      Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Pembelian pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan kepada dua golongan yang utama: konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah.
c.       Pembentukan modal tetap sektor swasta
Pembentukan modal tetap sektor swasta atau investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang.
d.      Ekspor neto
Nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto.[4]

2.      Perhitungan II: Cara Produk Neto
Dalam metode ini dijelaskan bahwa perhitungan pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan seluruh hasil produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan atau diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada dalam satu negara serta dalam satu periode ekenomi tertentu kurang lebih tiap tahun sekali. Cara menghitung pendapatan nasionalnya yaitu dengan mengalikan jumlah seluruh produk baik barang ataupun jasa yang telah dihasilkan atau diproduksi dalam kururn waktu satu tahun dengan harga satuan tiap produknya bisa berbentuk barang maupun jasa. Misalkan dalam setahun itu produk baik barang maupun jasa yang bisa diproduksi berjumlah seribu produk, maka hal tersebut harus dikalikan dengan harga satuan yang mereka miliki untuk mendapatkan jumlah atau besarnya pendapatan nasional negara tersebut dalam satu tahunnya.
Hal ini dirumuskan dengan : {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ….. + (Pn x Qn)}
Keterangan :
Y         : Pendapatan nasional
P          : Jumlah produk yang diproduksi
Q         : Harga satuan suatu produk
Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ini ada satu hal penting yang harus diingat yaitu janagan sampai melakukan penjumlahan berulang (multiple accounting) terhdapat suatu produk baik barang maupun jasa. Oleh sebab itulah aspek yang harus dijumlahkan dalam perhitungan yakni nilia tambah (value added) suatu produk baik brang maupun jasa, bukan dilihat dari nilai akhirnya. Untuk lebih jelasnya kita akan memberikan beberapa contoh, antara lain :

Harga per unit kapas Rp 10.000, harga benang Rp 15.000/ unit, harga kain Rp 20.000/ unit, dan harga baju koko Rp 40.000. maka besarnya nilai akhir dan nilai tambah dari benda-benda ini yaitu : nilai akhir sebasar Rp 85.000 dan nilai tambahnya sebesar Rp 40.000. jadi yang dimasukkan ke dalam hitungan pendapatan nasional adalah nilai tambah yang berjumlah Rp 40.000 bukan nilai akhir yang berjumlah Rp 85.000, karena jika nilai akhirnya yang dimasukkan ke dalam hitungan maka kita akan melakukan kesalahan berupa pengulanagan penjumlahan. Hal ini harus dihindari karen nilai akhir baju koko terdapat nilai akhir dari kain, dan dalam nilai akhir kain terdapat nilai akhir benang serta dalam nilai akhir benang terdapat nilai akhir kapas, inilah yang disebut penjumlahan berulang.[5]

3.      Perhitungan III: Cara Pendapatan
Pendekatan Pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi sumbangan terhadap proses produksi.
Metode cara pendapatan adalah pendapatan nasionl dari hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu tahun.
Pendekatan ini mengarah pada penerimaan atas penggunaan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing factor produksi akan menghasilkan  pendapatan yang berbeda-beda,tenaga kerja akan memperoleh gaji/upah, pemilik modal akan mendapatkan bunga, pemilik tanah akan memperoleh sewa, dan keahlian atau skill akan memperoleh laba.
a. Kompensasi/gaji untuk pekerja
Pekerja mendapat upah dan gaji serta penerimaan lain, seperti pemberian tunjangan pensiun, jaminan sosial, dan pendapatan lainnya.
b. Keuntungan/laba Perusahaan
Merupakan pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang dimilikinya


c. Pendapatan Usaha Perorangan
Merupakan pendapatan yang diterima dari enggunaan tenaga kerja dan hasil usaha orangan, seperti petani
d. Pendapatan Sewa
Merupakan balas jasa yang diberikan pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan ekonomi.
e. Bunga
Bunga neto dibayar oleh perusahaan sikurangi dengan bunga uang diterima oleh perusahaan, ditambah netto yang diterima dari luar negeri.
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut: 
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r   = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
I  = Pendapatan dari bunga
p  = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan[6]

B.       Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposebel
1.    Pendapatan pribadi
Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk sesuatu negara. Dalam pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalannya.



a.       Bunga pinjaman konsumen dan pemerintah
Pendapatan masyarakat lain yang tidak tergolong kepada pendapatan nasional tetapi termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah pendapatan yang berupa bunga atas utang negara dan bunga atas pinjaman untuk konsumsi.
b.      Yang tidak ternasuk dalam pendapatan pribadi
i.      Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan
ii.    Pajak yang dikenakan pemerintah atas keuntungan perusahaan
iii.  Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada Dana Pensiun.

              Hubungan antara pendapatan nasional dan pendapatan pribadi
              Pendapatan Nasional
              Dikurangi:
1)      Keuntungan perusahaan tak dibagi
2)      Pajak keuntungan perusahaan
3)      Kontribusi kepada dana pensiun (kalau ada)
Ditambah:
1)      Pembayaran pindahan
2)      Bunga pinjaman konsumen
3)      Bunga pinjaman pemerintah
= Pendapatan Pribadi
             
2.      Pendapatan Disposebel
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel. Pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan disposebel itu digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung dan sebagian lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman yang digunakan untuk membeli barang-barang secara mencicil.
           Untuk memudahkan mengingat hubungan diantara (i) pendapatan disposebel (Yd) dan pendapatan pribadi (Yp), dan (ii) pendapatan disposebel (Yd) dengan konsumsi dan tabungan, di bawah ini dinyatakan formula (rumus) dari hubungan tersebut:[7]
(i)            (Yd) = (Yp) – T
(ii)          (Yd) = C + S

C.      Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara perlulah dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto riil atau Produk Domestik Bruto riil.

Formula perhitungan:
Perhitungan pendapatan nasional ini memungkinkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia. Formula yang akan digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:

                 PN-riil1 – PN-riil0
g =                                            x 100
                        PN-riil0

Dimana g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dan dinyatakan dalam persen. PN-riil1 adalah pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan ekonominya dihitung dan PN-riil0 adalah pendapatan nasional pada tahun sebelumnya.
     Dalam keadaan dimana suatu negara tidak melakukan perhitungan pendapatan nasional menurut harga tetap, untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi perhitungan pendapatan nasional menurut harga tetap : (i) menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa kini, dan (ii) menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi. Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula berikut:
                                   100
                 PNriiln =            x PN masa ini
                                   HIn

Dimana PNriiln adalah pendapatan nasional riil tahun n, HIn adalah indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini adalah pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n.

Contoh perhitungan:
Dimisalkan kita dapat memperoleh data Produk Domestik Bruto riil dari tahun ke tahun. Misalkan kita mendapat data berikut. Pada tahun 2001 pendapatan Nasioal riil adalah Rp.120,2 triliun sedangkan pada tahun 2002 nilainya telah meningkat kepada Rp.128,8 triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai negara itu adalah :

g2002   = [(128,8 - 120,2) / 120,2] x 100% = 7,0 %

Dalam contoh diatas kita akan menggunakan pemisalan berikut. Pada tahun 2001 Produk Domestik Bruto menurut harga yang berlaku bernilai Rp. 198,5 triliun dan pada tahun 2002 nilainya menjadi Rp. 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2001 adalah 152 dan dalam tahun 2002 indeks harganya adalah 160. Dengan data seperti ini terlebih dahulu harus dihitungpendapatan nasional riil sebagai berikut.

PN-riil2002  = [152/160] x Rp 225,7 triliun = Rp 214,4 triliun

Nilai Rp/ 214,4 triliun tersebut adalah nilai Produk Domestik Bruto tahun 2002 yang dihitung berdasarkan harga harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan demikian sekarang kita telah dapat menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 yaitu :

Tingkat pertumbuhan ekonomi = [(214,4-198,5) / 198,5] x 100 = 8,0 persen

Data mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dapat digunakan untuk memperbandingkan:
(i)    Tingkat pertumbuhan yang dicapai suatu negara dalam suatu periode  tertentu.
(ii)  Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai berbagai negara.[8]





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
1.        Pendapatan nasional merupakan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) pada suatu negara dari penyerahan berbagai faktor produksi dalam satu periode atau selama satu tahun.
2.        Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang serta jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun.
3.        Berdasarkan cara produk neto bahwa perhitungan pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan seluruh hasil produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan atau diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada dalam satu negara serta dalam satu periode ekenomi tertentu kurang lebih tiap tahun sekali.
4.        Pendekatan Pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi sumbangan terhadap proses produksi.
5.        Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk sesuatu negara sedangkan pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini.
6.      Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara perlulah dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto riil atau Produk Domestik Bruto riil.




DAFTAR PUSTAKA

https://www.jurnal.id/id/blog/2017/ketahui-3-cara-penghitungan-pendapatan-nasional diakses pada 26 Februari 2018
Sukirno, Sadono.2013. Teori Pengantar Makroekonomi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/perhitungan-pendapatan-nasional.html diakses pada 26 Februari 2018
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/metode-perhitungan-pendapatan-nasional diakses pada 26 Februari 2018
http://www.ekonomi-holic.com/2014/01/metode-perhitungan-pendapatan-nasional.html diakses pada 26 Februari 2018


[2] Sadono Sukirno, Teori Pengantar Makroekonomi (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), hlm.34
[4] Sadono, loc.it, 37
[7] Sadono, loc.it, 47
[8] Ibid, 50

No comments:

Post a Comment